Ayooo Berjilbab
!!!!!!
Bismillahirrohmannirrohim
Katanya orang berjilbab itu jadul, katanya orang berjilbab itu kuno ga
modis, ga cantik …, itu semua salah besar, sekarang banyak orang berjilbab yang
modis, yang cantik, yang modern.
Kata siapa orang berjilbab itu
ga laku nikah, kata siapa orang berjilbab ga laku kerja, itu semua bohong,
buktinya saya sudah nikah, saya juga masih bekerja, dan banyak teman-temanku
yang berjilbab yang masih eksis bahkan menduduki posisi penting di kantornya.
Yang benar itu, memakai jilbab
itu wajib hukumnya bagi orang-orang yang mengaku sebagai muslimah, dan itu ga
boleh main-main, bentar-bentar pakai jilbab, bentar- bentar lepas lagi. Bahkan
di dalam Al-Qur’an dan hadist nabi pun telah disebutkan :
Q.S.AnNur/24:31
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya, dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya."
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya, dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya."
QS. Al Ahzab/33 : 59
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang."
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang."
Ni hadistnya : Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Ada dua golongan dari
penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta
yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR.
Muslim no. 2128)
Ih serem ga sich, kalau kita tidak bisa masuk surga bahkan
baunya pun tidak bisa tercium oleh kita.
Banyak alasan muslimah yang belum mau
memakai jilbab antara lain :
1. Alasan pekerjaan , kalau memang di kantor itu tidak bisa memakai
jilbab, ya keluar aja, sekarang banyak kok kantor-kantor atau instansi-instansi
yang memperbolehkan kita memakai jilbab, rejeki itu sudah ada yang mengatur ,
tenang aja.
2. Iman itu adanya di hati, bukan dari penampilan luar, sehingga
mereka yang belum berjilbab itu berpikiran lebih baik menjibabi hati dulu, itu
salah besar , kalau kita sudah berjilbab otomastis perilaku dan hati kita pun
bisa terkontrol
3.
Belum mantap, kalau alasan nya
begitu ya mantapin hati aja dan niatin sekaligus berusaha untuk berubah, kalau
cuma niat-niat tok ya percuma dong, ya nggak sich… Seperti firman Allah SWT: “Sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d: 11).
Banyak lo, artis-artis dan public figure
yang sudah memakai jilbab dan mereka tidak kehilangan pekerjaan nya, example
Ratih Sang, Devi Permatasari, Inneke koesherawati atau mungkin Marshanda atau Okki Setiana Dewi, dan mereka tetap enjoy
dengan penampilannya yang sekarang.
Cantik-cantik bukan , dan mereka pun tidak kehilangan pekerjaannya. Sekarang pun banyak model-model jilbab yang
bagus, dan cantik-cantik.
Ni ada puisi dari Emha Ainun Najib yang menginspirasi banyak wanita Indonesia untuk memakai jibab
Lautan Jilbab
Para malaikat Allah
tak bertelinga,
tapi mereka mendengar
suara nyanyian beribu-ribu jilbab
Para malaikat Allah
tak memiliki mata,
tapi mereka
menyaksikan derap langkah beribu jilbab
Para malaikat Allah
tak punya jantung,
tapi sanggup mereka
rasakan degub kebangkitan
jilbab yang seolah
berasal dari dasar bumi
Para malaikat Allah
tak memiliki bahasa dan budaya,
tapi dari galaksi
mereka seakan-akan terdengar suara:
ini tidak main-main!
ini lebih dari sekedar kebangkitan sepotong kain!
Para malaikat Allah
seolah sedang bercakap-cakap di antara mereka
kebudayaan jilbab itu,
bersungguh-sungguhkah mereka?
O, amatilah dengan
teliti: ada yang bersungguh-sungguh,
ada yang akan
bersungguh-sungguh,
ada yang tidak bisa
tidak bersungguh-sungguh
Sedemikian pentingkah
gerakan jilbab di negeri itu?
O, sama pentingnya
dengan kekecutan hati semua kaum yang tersingkir,
sama pentingnya dengan
keputusasaan kaum gelandangan,
sama pentingnya dengan
kematian jiwa orang-orang malang
yang dijadikan alas
kaki sejarah
Bagaimana mungkin ada
kelahiran di bawah injakan kaki Dajjal?
bagaimana mungkin
muncul kebangkitan dari rantai belenggu kejahiliyahan?
O, kelahiran sejati
justru dari rahim kebobrokan,
kebangkitan yang murni
justru dari himpitan-himpitan
alamkah yang
melahirkan gerakan itu atau manusia?
O, alam dalam diri
manusia.
Alam tak boleh benar-benar
takluk oleh setajam apapun
pedang peradaban
manusia,
alam tak diperkenankan
sungguh-sungguh
tunduk di bawah
kelicikan tuan-tuannya
Apakah burung-burung
ababil akan menabur dari langit
untuk menyerbu para
gajah yang durjana?
O, burung-burung ababil
melesat keluar dari kesadaran pikiran,
dari dzikir jiwa dan
kepalan tangan
Para malaikat Allah
yang jumlahnya tak terhitung,
berseliweran
melintas-lintas ke berjuta arah di seputar bumi
Para malaikat Allah
yang amat lembut sehingga seperjuta atom
tak sanggup
menggambarkannya
Para malaikat Allah
yang besarnya tak terkirakan oleh matematika ilmu manusia sehingga seluruh
jagat raya ini disangga di telapak tangannya
Tergetar, tergetar
sesaat, oleh raungan sukma dari bumi
Para malaikat Allah
seolah bergemeremang bersahut-sahutan di antara mereka
apa yang istimewa dari
kain yang dibungkuskan di kepala?
O, hanya ketololan
yang menemukan jilbab sekedar sebagai pakaian badan
lihatlah
perlahan-lahan makin banyak manusia yang memakai jilbab, lihatlah kaum lelaki
berjilbab, lihatlah
rakyat manusia berjilbab, lihatlah ummat-ummat berjilbab, lihatlah Siapapun
saja yang memerlukan perlindungan, yang memerlukan genggaman keyakinan, yang
memerlukan cahaya pedoman, lihatlah mereka semua berjilbab
Adakah jilbab itu
semacam tindakan politik, semacam perwujudan agama,
atau pola perubahan
kebudayaan?
Para malaikat Allah
yang bening bagai cermin segala cermin,
seolah memantulkan
suara-suara:
Jilbab ini lagu sikap
kami, tinta keputusan kami,
langkah-langkah dini
perjuangan kami
jilbab ini surat
keyakinan kami, jalan panjang belajar kami,
proses pencarian kami
jilbab ini percobaan
keberanian di tengah pendidikan ketakutan
yang tertata dengan
rapi
jilbab ini percikan
cahaya dari tengah kegelapan,
alotnya kejujuran di
tengah hari-hari dusta
jilbab ini eksperimen
kelembutan untuk meladeni jam-jam brutal dari kehidupan
jilbab ini usaha
perlindungan dari sergapan-sergapan
Dunia entah macam apa,
menyergap kami
sejarah entah ditangan
siapa, menjaring kami
kekuasaan entah dari
napsu apa, menyerimpung kami
kerakusan dengan ludah
berbusa-busa, mengotori wajah kami
langkah kami
terhadang, kaki kami terperosok di
pagar-pagar jalan
protokol peradaban ini
buku-buku pelajaran
memakan kami
tontonan dan siaran
melahap kami
iklan dan barang
jualan menggiring kami
panggung dan meja-meja
birokrasi mengelabui kami
mesin pembodoh kami
sangka bangku sekolah
ladang-ladang
peternakan kami sangka rumah ibadah
mulut kami terbungkam,
mata kami nangis darah
Hidup adalah mendaki
pundak orang-orang lain
hari depan ialah
menyuap, disuap, menyuap, disuap
kalau matahari terbit
kami sarapan janji
kalau matahari
mengufuk, kami dikeloni janji
kalau pagi bangkit,
kami ditidurkan
ketika hari bertiup,
kami dininabobokan
kaum cerdik pandai
suntuk mencari permaafan atas segala kebobrokan
kaum ulama sibuk
merakit ayat-ayat keamanan
para penyair pahlawan
berkembang menjadi pengemis
tidak ada perlindungan
bagi kepala kami yang ditaburi virus-virus
tak ada perlindungan
bagi akal pikiran kami yang dibonsai
tak ada perlindungan
bagi hati nurani kami yang
dipanggang diatas
tungku api congkak kekuasaan
tungku api kekuasaan
yang halus, lembut dan kejam
Tak ada perlindungan
bagi iman kami yang dicabik-cabik dengan pisau-pisau beracun
tak ada perlindungan
bagi kuda-kuda kami yang digoyahkan
oleh keputusan sepihak
yang dipaksakan
tak ada perlindungan
bagi akidah kami yang ditempeli topeng-topeng, yang dirajam, dimanipulir oleh
rumusan-rumusan palsu yang memabukkan
tak ada perlindungan
bagi padamnya matahari hak kehendak kami yang diranjau
maka inilah jilbab.
inilah jilbab!
Ini furqan, pembeda
antara haq dan bathil
jarak antara keindahan
dengan kebusukan
batas antara baik dan
buruk, benar dan salah
kami menyarungkan
keyakinan dikepala kami
menyarungkan pilihan,
keputusan, keberanian dan istiqamah, dinurani dan jiwaraga kami
Ini jilbab ilahi
rabbi, jilbab yang mengajarkan ilmu menapak dalam irama
ilmu untuk tidak
tergesa, ilmu tak melompati waktu dan batas realitas
ilmu bernapas
setarikan demi setarikan, selangkah demi selangkah, hikmah demi hikmah
rahasia demi rahasia,
kemenangan demi kemenangan
Para malaikat Allah
yang lembut melebihi kristal, para malaikat allah yang suaranya tak bisa
didengarkan oleh segala macam telinga, berbisik-bisik di antara mereka
Wahai! anak-anak tiri
peradaban! anak-anak jadah kemajuan dan perkembangan!
anak-anak yatim
sejarah, sedang menghimpun akal sehat
menabung hati bening,
menerobos ke masa depan yang kasat mata
lautan jilbab! lautan
jilbab! gelombang perjuangan, luka pengembaraan, tak mungkin bisa dihentikan
wahai! sunyi telah memulai bicara!
–Emha Ainun Najib, 1986–
Lautan Jilbab' adalah sebuah
puisi mendadak yang ditulis Emha Ainun ketika harus merespon dan tampil di
acara Pentas Seni Ramadhan Jamaah Shalahuddin UGM, Yogya, 1986.
Sebenarnya tulisan ini
terinspirasi dari temen yang nanya
tentang jilbab, Thank’s Mega Anty, semoga kau juga membaca tulisanku ini dan
semoga kau juga bisa berjilbab… Ayoo sist…
Ayoo teman-teman tunggu apa
lagi, sebelum maut menjemput kita, berjilbab lah
Akhirul kalam, mungkin banyak sekali kekurangan, karena wajar kita sebagai manusia biasa.., mohon maaf bila ada kesalahan-kesalahan.
Semoga bermanfaat...
Matur Nuwun...
-- Arienla Arrafi--
Diambil dari berbagai sumber