Halaman

Senin, 10 Oktober 2011


Ayooo  Berjilbab   !!!!!!

Bismillahirrohmannirrohim

Katanya orang berjilbab itu  jadul, katanya orang berjilbab itu kuno ga modis, ga cantik …, itu semua salah besar, sekarang banyak orang berjilbab yang modis, yang cantik, yang modern.
Kata siapa orang berjilbab itu ga laku nikah, kata siapa orang berjilbab ga laku kerja, itu semua bohong, buktinya saya sudah nikah, saya juga masih bekerja, dan banyak teman-temanku yang berjilbab yang masih eksis bahkan menduduki posisi penting di kantornya.
Yang benar itu, memakai jilbab itu wajib hukumnya bagi orang-orang yang mengaku sebagai muslimah, dan itu ga boleh main-main, bentar-bentar pakai jilbab, bentar- bentar lepas lagi. Bahkan di dalam Al-Qur’an dan hadist nabi pun telah disebutkan :
Q.S.AnNur/24:31

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya, dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya."
QS. Al Ahzab/33 : 59

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang."


Ni hadistnya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Ih serem ga sich,  kalau kita tidak bisa masuk surga bahkan baunya pun tidak bisa tercium oleh kita.
Banyak alasan muslimah yang belum mau memakai jilbab  antara lain :
1.      Alasan pekerjaan , kalau memang di kantor itu tidak bisa memakai jilbab, ya keluar aja, sekarang banyak kok kantor-kantor atau instansi-instansi yang memperbolehkan kita memakai jilbab, rejeki itu sudah ada yang mengatur , tenang aja.
2.      Iman itu adanya di hati, bukan dari penampilan luar, sehingga mereka yang belum berjilbab itu berpikiran lebih baik menjibabi hati dulu, itu salah besar , kalau kita sudah berjilbab otomastis perilaku dan hati kita pun bisa terkontrol
3.      Belum mantap, kalau alasan nya begitu ya mantapin hati aja dan niatin sekaligus berusaha untuk berubah, kalau cuma niat-niat tok ya percuma dong, ya nggak sich…  Seperti firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d: 11).
Banyak lo, artis-artis dan public figure yang sudah memakai jilbab dan mereka tidak kehilangan pekerjaan nya, example Ratih Sang, Devi Permatasari, Inneke koesherawati atau mungkin Marshanda atau Okki Setiana Dewi, dan mereka tetap enjoy dengan penampilannya yang sekarang.






Cantik-cantik bukan , dan mereka pun tidak kehilangan pekerjaannya.  Sekarang pun banyak model-model jilbab yang bagus, dan cantik-cantik.
Ni ada puisi dari Emha Ainun Najib yang menginspirasi  banyak wanita Indonesia untuk memakai jibab

Lautan Jilbab
Para malaikat Allah tak bertelinga,
tapi mereka mendengar suara nyanyian beribu-ribu jilbab
Para malaikat Allah tak memiliki mata,
tapi mereka menyaksikan derap langkah beribu jilbab
Para malaikat Allah tak punya jantung,
tapi sanggup mereka rasakan degub kebangkitan
jilbab yang seolah berasal dari dasar bumi
Para malaikat Allah tak memiliki bahasa dan budaya,
tapi dari galaksi mereka seakan-akan terdengar suara:
ini tidak main-main! ini lebih dari sekedar kebangkitan sepotong kain!
Para malaikat Allah seolah sedang bercakap-cakap di antara mereka
kebudayaan jilbab itu, bersungguh-sungguhkah mereka?
O, amatilah dengan teliti: ada yang bersungguh-sungguh,
ada yang akan bersungguh-sungguh,
ada yang tidak bisa tidak bersungguh-sungguh
Sedemikian pentingkah gerakan jilbab di negeri itu?
O, sama pentingnya dengan kekecutan hati semua kaum yang tersingkir,
sama pentingnya dengan keputusasaan kaum gelandangan,
sama pentingnya dengan kematian jiwa orang-orang malang
yang dijadikan alas kaki sejarah
Bagaimana mungkin ada kelahiran di bawah injakan kaki Dajjal?
bagaimana mungkin muncul kebangkitan dari rantai belenggu kejahiliyahan?
O, kelahiran sejati justru dari rahim kebobrokan,
kebangkitan yang murni justru dari himpitan-himpitan
alamkah yang melahirkan gerakan itu atau manusia?
O, alam dalam diri manusia.
Alam tak boleh benar-benar takluk oleh setajam apapun
pedang peradaban manusia,
alam tak diperkenankan sungguh-sungguh
tunduk di bawah kelicikan tuan-tuannya
Apakah burung-burung ababil akan menabur dari langit
untuk menyerbu para gajah yang durjana?
O, burung-burung ababil melesat keluar dari kesadaran pikiran,
dari dzikir jiwa dan kepalan tangan
Para malaikat Allah yang jumlahnya tak terhitung,
berseliweran melintas-lintas ke berjuta arah di seputar bumi
Para malaikat Allah yang amat lembut sehingga seperjuta atom
tak sanggup menggambarkannya
Para malaikat Allah yang besarnya tak terkirakan oleh matematika ilmu manusia sehingga seluruh jagat raya ini disangga di telapak tangannya
Tergetar, tergetar sesaat, oleh raungan sukma dari bumi
Para malaikat Allah seolah bergemeremang bersahut-sahutan di antara mereka
apa yang istimewa dari kain yang dibungkuskan di kepala?
O, hanya ketololan yang menemukan jilbab sekedar sebagai pakaian badan
lihatlah perlahan-lahan makin banyak manusia yang memakai jilbab, lihatlah kaum lelaki
berjilbab, lihatlah rakyat manusia berjilbab, lihatlah ummat-ummat berjilbab, lihatlah Siapapun saja yang memerlukan perlindungan, yang memerlukan genggaman keyakinan, yang memerlukan cahaya pedoman, lihatlah mereka semua berjilbab
Adakah jilbab itu semacam tindakan politik, semacam perwujudan agama,
atau pola perubahan kebudayaan?
Para malaikat Allah yang bening bagai cermin segala cermin,
seolah memantulkan suara-suara:
Jilbab ini lagu sikap kami, tinta keputusan kami,
langkah-langkah dini perjuangan kami
jilbab ini surat keyakinan kami, jalan panjang belajar kami,
proses pencarian kami
jilbab ini percobaan keberanian di tengah pendidikan ketakutan
yang tertata dengan rapi
jilbab ini percikan cahaya dari tengah kegelapan,
alotnya kejujuran di tengah hari-hari dusta
jilbab ini eksperimen kelembutan untuk meladeni jam-jam brutal dari kehidupan
jilbab ini usaha perlindungan dari sergapan-sergapan
Dunia entah macam apa, menyergap kami
sejarah entah ditangan siapa, menjaring kami
kekuasaan entah dari napsu apa, menyerimpung kami
kerakusan dengan ludah berbusa-busa, mengotori wajah kami
langkah kami terhadang, kaki kami terperosok di
pagar-pagar jalan protokol peradaban ini
buku-buku pelajaran memakan kami
tontonan dan siaran melahap kami
iklan dan barang jualan menggiring kami
panggung dan meja-meja birokrasi mengelabui kami
mesin pembodoh kami sangka bangku sekolah
ladang-ladang peternakan kami sangka rumah ibadah
mulut kami terbungkam, mata kami nangis darah
Hidup adalah mendaki pundak orang-orang lain
hari depan ialah menyuap, disuap, menyuap, disuap
kalau matahari terbit kami sarapan janji
kalau matahari mengufuk, kami dikeloni janji
kalau pagi bangkit, kami ditidurkan
ketika hari bertiup, kami dininabobokan
kaum cerdik pandai suntuk mencari permaafan atas segala kebobrokan
kaum ulama sibuk merakit ayat-ayat keamanan
para penyair pahlawan berkembang menjadi pengemis
tidak ada perlindungan bagi kepala kami yang ditaburi virus-virus
tak ada perlindungan bagi akal pikiran kami yang dibonsai
tak ada perlindungan bagi hati nurani kami yang
dipanggang diatas tungku api congkak kekuasaan
tungku api kekuasaan yang halus, lembut dan kejam
Tak ada perlindungan bagi iman kami yang dicabik-cabik dengan pisau-pisau beracun
tak ada perlindungan bagi kuda-kuda kami yang digoyahkan
oleh keputusan sepihak yang dipaksakan
tak ada perlindungan bagi akidah kami yang ditempeli topeng-topeng, yang dirajam, dimanipulir oleh rumusan-rumusan palsu yang memabukkan
tak ada perlindungan bagi padamnya matahari hak kehendak kami yang diranjau
maka inilah jilbab. inilah jilbab!
Ini furqan, pembeda antara haq dan bathil
jarak antara keindahan dengan kebusukan
batas antara baik dan buruk, benar dan salah
kami menyarungkan keyakinan dikepala kami
menyarungkan pilihan, keputusan, keberanian dan istiqamah, dinurani dan jiwaraga kami
Ini jilbab ilahi rabbi, jilbab yang mengajarkan ilmu menapak dalam irama
ilmu untuk tidak tergesa, ilmu tak melompati waktu dan batas realitas
ilmu bernapas setarikan demi setarikan, selangkah demi selangkah, hikmah demi hikmah
rahasia demi rahasia, kemenangan demi kemenangan
Para malaikat Allah yang lembut melebihi kristal, para malaikat allah yang suaranya tak bisa didengarkan oleh segala macam telinga, berbisik-bisik di antara mereka
Wahai! anak-anak tiri peradaban! anak-anak jadah kemajuan dan perkembangan!
anak-anak yatim sejarah, sedang menghimpun akal sehat
menabung hati bening, menerobos ke masa depan yang kasat mata
lautan jilbab! lautan jilbab! gelombang perjuangan, luka pengembaraan, tak mungkin bisa dihentikan wahai! sunyi telah memulai bicara!
–Emha Ainun Najib, 1986–

Lautan Jilbab' adalah sebuah puisi mendadak yang ditulis Emha Ainun ketika harus merespon dan tampil di acara Pentas Seni Ramadhan Jamaah Shalahuddin UGM, Yogya, 1986.
Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari temen  yang nanya tentang jilbab, Thank’s Mega Anty, semoga kau juga membaca tulisanku ini dan semoga kau juga bisa berjilbab… Ayoo sist…
Ayoo teman-teman tunggu apa lagi, sebelum maut menjemput kita, berjilbab lah

Akhirul kalam, mungkin banyak sekali kekurangan, karena wajar kita sebagai manusia biasa.., mohon maaf bila ada kesalahan-kesalahan.

Semoga bermanfaat...

Matur Nuwun...



-- Arienla Arrafi--

Diambil dari berbagai sumber


Kamis, 08 September 2011


Menjadi Seperti Yang Kau Mau....

Be Yourself  adalah kata yang mudah dikatakan namun sulit untuk diterapkan. Apalagi di jaman ini dimana kita juga harus punya tenggang rasa atau tepa selira kepada orang lain. Kita harus baik kepada orang meskipun orang tersebut belum tentu baik kepada kita. Bagus dimata kita belum tentu bagus di mata masyarakat. Tetapi kita juga tidak bisa memaksakan kehendak kita karena ada aturan-aturan masyarakat atau norma-norma , ojo sak enak udele...

Teringat cerita dari pengajian ahad pagi minggu kemarin 4 september 2011, oleh Bp. Abdul Rohim di Masdjid Istiqomah Ungaran...

Alkisah, ada seorang saudagar bernama Lukman Hakim dan anaknya hendak menjual kuda di pasar hewan ( yo mesti to ...mosok ke indomaret he.. he.. he.. ), mereka berdua berjalan beriringan sambil menuntun kuda mereka..
Di tengah perjalanan mereka bertemu teman pak Lukman dan teman pak lukman tersebut menertawai kebodohan mereka karena melihat kuda tersebut hanya dituntun tidak dinaiki, Pak Lukman berpikir sejenak " betul juga kata dia, bodoh sekali aku ini" ,  selanjutnya dia dan anaknya menaiki kuda tersebut.
Di jalan dia bertemu lagi dengan tetangganya, dan menegur pak Lukman dengan mengatakan apa pak lukman tidak kasihan dengan kuda tersebut karena dinaiki oleh 2 orang, pak Lukman akhirnya mengalah , dia turun sementara si anak tetap menaiki kuda.
Lagi-lagi pak Lukman bertemu dengan saudaranya , dia menegur keras kepada anak pak Lukman karena dia seorang anak yang tidak sopan, membiarkan pak lukman berjalan sementara dia enak-enakan duduk di atas kuda. Anak pak lukman akhirnya turun , ganti pak Lukman yang mwenaiki kusda.
Sudah betulkah tindakan pak Lukman ????????
Ooooooooo , tentu tidak...
Sekali lagi pak Lukman bertemu temannya, kali ini pak lukman yang ditegur keras temannya, karena membiarkan anaknya jalan kepanasan. 
Waduh, masih salah juga ya?????????      
Saking jengkelnya pak Lukman dan anaknya menghentikan perjalanan dan berpikir gimana caranya supaya tidak ada kesalahan lagi..
Akhirnya dia mencari kayu dan tali, diikatnya keempat kaki kuda tersebut dan dipanggulnya kuda tersebut sampai ke pasar hewan.(sambil nyanyi ga ga ga kuat.. )
Benarkah tindakan pak Lukman,, alih-alih benar malah dikatakan orang gila, karena membawa kuda dengan dipanggul,, kenapa menyusahkan diri sendiri...
Tetapi Pak Lukman tetap cuex yang penting dia tidak menyusahkan orang lain.

Ya sudah lah, memang mencari kebenaran di mata  manusia itu memang susah.

Akhirul Kalam, Be Yourself, buat dirimu senyaman mungkin dimana pun kamu berada,, supaya hidup lebih tenang.

Semoga bermanfaat..
Salam
Arienla....
  ...